Berikut ini adalah makalah tentang Perkembangan Sosial Anak SD, semoga dapat menambah pengetahuan para pendidik khusus guru SD. Makalah ini hanya berupa cuplikan untuk mendapatkannya secara utuh Infoptk.com akan kirimkan file microsoft word ke email anda, silahkan untuk menuliskan emailnya di bagian kolom komentar. (password file : www.infoptk.com)
BAB I PENDAHULUAN
Masa usia Sekolah Dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah. Sedangkan menurut Thornburg bahwa anak Sekolah Dasar merupakan individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya.
Setiap anak Sekolah Dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan. Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa Sekolah Dasar, hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai karakteristik sendiri, di mana dalam proses berfikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari dunia kongkrit atau hal-hal yang faktual, sedangkan perkembangan psikososial anak usia sekolah dasar masih berpijak pada prinsip yang sama di mana mereka tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia pengetahuan. Pada usia ini mereka masuk sekolah umum, proses belajar mereka tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, karena mereka sudah diperkenalkan dalam kehidupan yang nyata di dalam lingkungan masyarakat. Masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut : (1) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, (2) amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor, (4) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah, (6) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.
Anak usia Sekolah Dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama. Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.
BAB II PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK SD
1. Perkembangan Sosial
Pengertian Perkembangan sosial Syamsul Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi: meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Kemampuan sosial anak berkembang dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks. Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat di mana anak berkembang, juga tergantung dari usia dan tugas perkembangannya. Sosialisasi merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tututan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Proses sosialisasi dilakukan melalui belajar berperilaku dan memainkan peran sosial yang dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga akhirnya dapat melakukan penyesuaian sosial. Kemampuan peserta didik bersosialisasi antara lain dipengaruhi oleh kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dimengerti, dan metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi.
Dalam perkembangan sosial peserta didik usia SD, kelompok dan permainan anak memegang peranan penting. Melalui kegiatan kelompok dan permainan, anak SD belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Agar dapat diterima dan tidak ditolak oleh kelompok dan permainan, anak perlu mengadakan penyesuaian sosial. Untuk itu anak perlu mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, menolong orang lain. Perkembangan sosial dapat menumbuhkan jiwa sosial dan perhatian terhadap lingkungan tanpa ada tekanan karena perkembangan sosial berkembang dengan baik.
Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
Menjadi orang yang mampu bermasyarakat memerlukan tiga proses sosial yang saling berkaitan. Sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu.
2. Karakteristik Perkembangan Sosial
Karakteristik dan ciri tingkah laku sosial anak SD adalah minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Hal ini timbulnya geng-geng pada anak tingkat SD dalam lingkungannya. Anak membentuk geng hanyalah untuk kesenangan bermain semata bukan untu melakukan kekacauan. Dalam geng ini terdapat dua jenis yaitu geng anak laki-laki dan geng anak wanita.
Perbedaan geng anak laki-laki yaitu tipe kegiatannya lebih keras, bergejolak, dan bersifat petualangan seperti: main peperangan, berkelana, mencari ikan, berburu burung, dan memanjat pohon. Sementara itu geng anak wanita lebih nampak kelembutan dan hubungan social seperti: main di sekitar rumah dengan permainan ringan yaitu main tali, main congkak, dan petak umpet.
Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini: membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok. Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial yang cenderung lebih mementingkan orang lain daripada kepentingan sendiri. Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan. Anak akan melakukan penilaian diri yang sangat mempengaruhi hubungan sosial mereka. Disamping itu anak akan memberi penilaian tentang rasa senang dan tidak senangnya pada orang lain. Menurut Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa anak-anak yaitu sebagai berikut: kerja sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, perilaku kedekatan.
3. Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial merupakan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dan kelompok sesuai dengan keinginan dari dalam dan tuntutan lingkungan. Dalam penyesuaian sosial anak dilatih berperilaku yang positif agar disenangi dalam lingkungannya. Perilaku social tersebut yaitu:
a. Persaingan yang baik
b. Kerjasama
c. Simpati
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
a. Keluarga
Faktor Keluarga Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan social anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan: Status sosial ekonomi keluarga Keutuhan keluarga. Sikap dan kebiasaan orang tua
b. Kematangan/pengalaman
faktor pengalaman awal yang diterima anak. Pengalaman social awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya Sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan sikap sosial anak, karena selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, Anak-anak menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap mereka
c. Pendidikan
Di sekolah, guru membimbing perkembangan kemampuan sikap, dan hubungan sosial yang wajar pada peserta didiknya. Hubungan sosial yang sehat dalam sekolah dan kelas seyogyanya diprogram, dikreasikan, dan dipelihara bersama-sama dalam belajar, bermain dan berkompetisi sehat. Sekolah mengupayakan layanan bimbingan kepada peserta didik. Bimbingan selain untuk belajar adalah untuk penyesuaian diri ke dalam lingkungan atau juga penyerasian terhadap lingkungannya. Kepada siswa diajarkan tentang disiplin dan aturan melalui keteraturan atau conformity yang disiratkan dalam tiap pelajaran
5. Masalah-masalah yang Mungkin Muncul dalam Perkembangan Sosial
.....
Sumber
Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Rosdakarya.
Elida Prayitno. 1991/1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Depdikbud Ditjen Dikti.
Hurlock, EB. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Alih bahasa Istiwidayanti & Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.
Syamsu Yusuf LN. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Shinta. 2011. Perkembangan Sosial Anak Usia SD. (Online) diakses tanggal 18 November 2012. http://www.slideshare.net/shinta1304/perkembangan-sosia;-anak-usia-sd
Sudarwan Danim & Dr. H. Khairil. 2010. Psikologi Perkembangan ( Dalam Perspektif Baru). Bandung: Alfabeta.
0 comments:
Posting Komentar