Weekend kali ini infoptk ingin mempublikasikan sebuah kisah seorang guru yang belakangan dibagi-bagikan di media sosial, adapun kisah seorang guru di Tegal berparas cantik namun rela di gaji sangat tidak layak perblannya, Rp. 75.000, Saat ini Rizma menjadi guru honorer di SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Kecantikannya sebagai guru membuat dirinya cukup tenar di media sosial Instagram terbukti dengan 50.000 follower, Foto di Instagramnya penuh dengan komentar followernya yang mengagumi dan menyayangkan profesinya sebagai guru honorer dengan gaji sangat kecil, namun ditanggapi dengan dingin oleh Rizma dan kata-kata patriotismenya sebagai guru.
Kecantikannya sebagai guru membuat dirinya cukup tenar di media sosial Instagram terbukti dengan 50.000 follower, Foto di Instagramnya penuh dengan komentar followernya yang mengagumi dan menyayangkan profesinya sebagai guru honorer dengan gaji sangat kecil, namun ditanggapi dengan dingin oleh Rizma dan kata-kata patriotismenya sebagai guru.
Rizma menyampaikan bahwa menjadi guru merupakan pekerjaan yang sangat mulia walaupun sekarang bergaji kecil dia meyakini suatu saat akan berakhir indah. Awalnya, Rizma tidak bercita-cita sebagai guru. Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, ia sempat mengambil Jurusan Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kota Tegal. Kuliah di Akper itu hanya ia jalani pada semester awal. Ia berhenti dan tidak melanjutkannya.
Namun Rizma tetap kuliah dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Negeri Semarang. Keinginan kuat untuk menjadi guru bukan tanpa alasan. Ia merasa prihatin setelah melihat anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya putus sekolah.
Warga Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, ini sudah menjadi guru SD sejak 2010. Statusnya saat ini masih menjadi guru honorer dengan honor pokok sekitar Rp 75.000 per bulan.
Hal itu tidak menyurutkan niat Rizma untuk tetap mengabdi mencerdaskan anak bangsa. Ia mengakui penghasilannya selama ini masih kurang. Namun, hal itu tak dapat menggantikan kebahagiaannya karena bisa terlibat menjadikan manusia terdidik dan bermoral.
Ia meminta pemerintah Kabupaten Tegal memperhatikan nasib guru honorer. Bagaimanapun juga, peran guru honorer tak kalah dengan guru yang sudah berstatus PNS. Rizma berkeinginan menjadi PNS. Jika ada tes seleksi CPNS, ia akan mengikutinya.
Untuk menambah penghasilan, kini Rizma membuka kursus atau les pelajaran di rumahnya pada malam hari. Ia tidak ingin mengandalkan wajahnya yang rupawan untuk mencari keuntungan pribadi.
sumber : kompas.com
Namun Rizma tetap kuliah dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Negeri Semarang. Keinginan kuat untuk menjadi guru bukan tanpa alasan. Ia merasa prihatin setelah melihat anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya putus sekolah.
"Saat kuliah di Akper saya melihat banyak anak-anak di dekat rumah putus sekolah. Saya pun mengajari mereka di rumah dan akhirnya saya kuliah di PGSD," kata Rizma
Warga Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, ini sudah menjadi guru SD sejak 2010. Statusnya saat ini masih menjadi guru honorer dengan honor pokok sekitar Rp 75.000 per bulan.
Hal itu tidak menyurutkan niat Rizma untuk tetap mengabdi mencerdaskan anak bangsa. Ia mengakui penghasilannya selama ini masih kurang. Namun, hal itu tak dapat menggantikan kebahagiaannya karena bisa terlibat menjadikan manusia terdidik dan bermoral.
"Kalau honor memang bisa dikatakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Namun tidak mengurangi pengabdian saya untuk melakukan pekerjaan mulia ini. Saya yakin akan berbuah manis di masa mendatang," kata dia.
Ia meminta pemerintah Kabupaten Tegal memperhatikan nasib guru honorer. Bagaimanapun juga, peran guru honorer tak kalah dengan guru yang sudah berstatus PNS. Rizma berkeinginan menjadi PNS. Jika ada tes seleksi CPNS, ia akan mengikutinya.
"Bertemu anak dan memberikan ilmu kepada mereka, sudah cukup memberikan saya kebahagiaan," ujar dia.
Untuk menambah penghasilan, kini Rizma membuka kursus atau les pelajaran di rumahnya pada malam hari. Ia tidak ingin mengandalkan wajahnya yang rupawan untuk mencari keuntungan pribadi.
"Semua perempuan harus punya kecerdasan karena dunia terlalu keras jika hanya mengandalkan kecantikan," begitu tulis Rizma di akun Instagramnya.Semoga kisah ini menjadi renungan kita semua sebagai guru. Betapapun besar gaji dan tunjangan anda tidak akan merasa puas, jika kita menyadari pekerjaan guru adalah pekerjaan sangat mulia, karena membebaskan manusia dari kegelapan pengetahuan. Kisah Rizma dengan pengabdian belasan tahun tetap bisa bertahan karena meyakini segala perbuatan/pekerjaan selama ini tidak akan sia-sia di sisi Tuhan yang Maha Esa.
sumber : kompas.com
0 comments:
Posting Komentar